Menikmati Milky Way di atas gunung Rinjani dari bukit Nanggi, Lombok



Setelah berminggu-minggu saya cerita soal travelling ke sejumlah tempat di Korea, saatnya kembali ke Indonesia. Tempat-tempat lain di Korea yang belum sempat saya tulis, pasti akan saya buat reviewnya di sini. *harap sabar :)

Kali ini saya akan cerita tentang menikmati gunung Rinjani dari sisi yang berbeda, yaitu dari bukit Nanggi di Sembalun, Lombok. Dari bukit ini, kita bisa melihat indahnya bintang timur dan Milky Way di atas gunung Rinjani. Penasaran?

Pernah dengar bukit Nanggi di desa Sembalun, Lombok Tengah, NTB? Sebelum ke sana, saya juga belum pernah dengar bukit Nanggi. Apa sih istimewanya bukit ini, sampai banyak orang yang pingin naik ke sana?

Dari bukit Nanggi yang ketinggiannya 2.300 mdpl, lebih tinggi dari danau segara anak di Rinjani yaitu 2.010 mdpl, kamu bisa melihat pemandangan luar biasa. Saat senja, kamu bisa dapat pemandangan matahari terbenam di gunung Rinjani. Bila cuaca cerah, langit terlihat memerah perlahan di puncak gunung Rinjani dan danau segara anak. cantik...


Kemudian berganti malam dan bintang timur berada tepat di atas gunung Rinjani. BIntang timur ini bersinar paling terang di antara bintang-bintang lain. Milky way atau gugus Bima Sakti terlihat jelas dari atas bukit ini. Sekitar pukul 8 malam, Milky Way masih berada di atas. Namun menjelang dini hari, Milky Way mulai turun mendekati batas cakrawala bumi. Hingga akhirnya berada tepat di atas gunung Rinjani.



Wah... gak terbayangkan deh. Udara dingin yang menusuk tulang  pagi itu, sejenak terlupakan oleh indahnya bintang-bintang di langit. Sesekali meteor terlihat jatuh ke bumi. Desa sembalun saat malam, bak kunang-kunang di bawah sana. Berkelap-kelip. Buat kamu penikmati Milky Way, bukit Nanggi ini bisa jadi salah satu tempat alternatif.


Katanya, yang pernah naik gunung Rinjani, Milky Way tak bisa terlihat jelas dan sulit untuk di abadikan. Karena posisinya yang terhalang. Nah di bukit ini, posisi Milky Way pas dan bagus untuk dinikmati dan jadi objek foto.

Pagi hari, kamu bisa matahari terbit dari sisi berbeda. Awan-awan berada di bawah bukit Nanggi, berarak-arak seperti permadani putih terbentang luas. Perlahan, sinar matahari keluar dan menyinari puncak bukit Nanggi yang cukup lebar. Dari kejauhan di arah timur, kita bisa melihat gunung Tambora yang gagah dengan puncaknya yang sudah terpotong akibat letusan dahsyatnya.



Udara pagi yang dingin terabaikan sejenak dengan keindahan pemandangan di sekitar bukit Nanggi. Di sekitar bulan Juni dan Juli, biasanya ada festival lampion di puncak bukit Nanggi. Ribuan pendaki akan melepas lampion bersamaan dari puncak bukit Nanggi. Wah.. gak kebayang kan kerennya. Dan tahun lalu, festival lampion bukit Nanggi diikuti 5 ribuan pendaki. Wuaaah...



Matahari terbit dari bukit Nanggi ini memang indah, tapi gak berlangsung lama. Sesaat setelah matahari naik ke atas, kabut langsung turun dan menutupi perbukitan di sekitarnya, termasuk Nanggi ini. Mungkin karena anginnya juga kencang. Saat saya ke sana memang cuaca sedang tidak bagus dan musim hujan. Mungkin bila ke bukit ini di musim panas, pemandangan dari puncak Nanggi lebih bagus lagi. Gunung Rinjani di sebelah barat bisa terlihat jelas.



Meskipun Nanggi adalah bukit, tapi jalur pendakiannya gak kalah dengan gunung Rinjani. Dari bawah, yaitu desa Sembalun hingga ke atas, jalur pendakiannya menanjak terus. Di tahap awal, kita akan melewati hutan bambu yang cantik, gak kalah kaya di Kyoto, Jepang, hehehehe.  Lalu masuk ke hutan. Jalur pendakian ke puncak bisa terlihat jelas.






Menurut saya yang paling berat pendakiannya adalah 600 meter sebelum puncak. Jalurnya tak banyak pohon, namun tanjakannya curam. Bahkan harus melewati tangga yang sengaja diletakkan untuk mempermudah pendakian. Selain itu, rasanya kok ya gak sampai-sampai puncak. hahahaha



Biasanya, mendaki bukit ini dibutuhkan waktu sekitar 3 hingga 4 jam. Buat pendaki dari luar, waktu 3 jam sudah termasuk cepat. Banyak juga yang mendaki hingga lebih dari 4 jam, tergantung kecepatan mendaki. Saya dan suami, membutuhkan waktu 3 setengah jam untuk sampai atas. Sudah termasuk istirahat dan motret-motret.

Untuk mendaki ke bukit ini, kamu harus menuju ke desa Sembalun Bumbung. Ke desa ini sepertinya tak ada angkutan umum. Jadi harus sewa mobil. Nah, sebelum naik, harus lapor ke posko dulu. Biaya administrasinya 10 ribu rupiah. Biasanya kalau hujan, bisa dapat jas hujan plastik juga. hehehe



Bila ingin sewa peralatan camping, bisa melalui posko ini. Begitu pula kalau mau bawa porter atau guide sebagai petunjuk jalan.

Nah, tertarik mau bukit Nanggi?

Happy Travelling

sarie :)

liburansari

1 komentar:

Instagram