Tips keliling New Zealand dengan mobil (2)


Membawa kendaraan di Selandia Baru sebenarnya gak terlalu sulit, hampir mirip dengan di Indonesia karena setirnya ada di sebelah kanan. Namun supaya gak ditilang, kamu harus perhatikan rambu-rambu lalu lintas sepanjang jalan. Selain itu negara ini memiliki sistem berkendaraan yang sangat aman. rambu-rambu lalu lintas jelas, rambu peringatan juga jelas. Arah jalan dan tempat juga jelas. Yang harus diperhatikan, alamnya yang bergunung-gunung menjadi tantangan tersendiri.

Mau nyoba?


Ada beberapa aturan yang harus kamu patuhi dalam berkendaraan di Selandia Baru. Ini saya ambil dari buku yang dibagikan oleh perusahaan rental mobil. Aturan berlalu lintas ini memiliki 11 bahasa berbeda. Hebat ya.. mereka sudah sangat siap dengan para wisatawan dari berbagai negara.


Aturannya apa saja? 




Tetap berada di sebelah kiri 

Awalnya membawa mobil di Selandia Baru ini bikin bingung. Apalagi  jarang adanya lampu merah. ini terjadi terutama di kota-kota kecil seperti Queenstown. Tapi walaupun gak ada lampu merah, para pengemudi tak saling mendahului. Mereka mempersilahkan mobil lain untuk jalan, dan mereka mau menunggu. Saya gak liat mobil saling serobot. 





Menyupirlah di sebelah kiri, begitupun ketika mau belok atau menemui perempatan. 




Kecepatan berkendara

Biasanya kalau dalam kota kecepatan kendaraan bervariasi, antara 30 hingga 50. Sementara di luar kota, kecepatan bisa mencapai 100. Dari luar kota ke dalam kota, kecepatan kendaraan akan dikurangi berkurang bertahap. Mulai dari 70 lalu turun ke 50. Bila agak padat, hanya 30. Semua sudah diatur dengan rambu-rambu lalu lintas di pinggir jalan secara jelas. 







Untuk berbelok pun kecepatan kendaraan di atur. Rambu ini terlihat jelas. Kamu harus hati-hati bila ingin ngebut, karena ternyata jalan-jalan di Selandia Baru memiliki sensor khusus yang di pasang secara ramdom di pinggir jalan. Jadi bila kecepatan kita di atas normal, siap-siap di tilang pak polisi. Saya sih gak kena tilang, cuma temen yang sempat kena tilang harus bayar dengan kartu kredit. Biaya tilangnya juga besar, sekitar 2 koma 7 juta rupiah. Hehehehe...

Memang melihat jalanan Selandia Baru yang sepi kendaraan ini membuat para driver terbuai untuk ngebut. hehehehe...

Wajib pakai sabuk pengaman

Sabuk pengaman wajib di pakai seluruh penumpang, namun ada pengecualiaan untuk anak kecil.


Perhatikan Jembatan 

Di beberapa tempat, jalan di Selandia Baru dihubungkan oleh jembatan yang hanya bisa dilewati satu kendaraan saja. Nah untuk ini, pengendara harus memberi kesempatan pada mobil lain yang lebih dulu sampai jembatan.  



Saat berkendaraan di sebelah selatan saya sering menemukan jembatan yang hanya mampu menampung satu mobil. Jadi harus sabar ya. :)

Waktu perjalanan bisa di prediksi

Menempuh satu tempat ke tempat lain mudah diprediksi waktunya, terutama siang hari. Meskipun jaraknya jauh seperti 200 km, bisa ditempuh sekitar 2 jam lebih. Dan kalau kita gak berhenti-berhenti, waktunya meman akurat. Karena lalu lintas di sepanjang jalan sepi kendaraan. Mungkin hanya satu atau dua kendaraan yang lewat.

Banyak tempat berhenti untuk menikmati pemandangan

Di Selandia Baru, siapa yang gak tahan untuk gak berhenti. Kami bisa berhenti berkali-kali sekedar untuk motret. Apalagi, pemerintah Selandia Baru pasti memberikan tempat parkir mobil di pinggir jalan bagi para pengendara yang ingin berhenti dan motret. Selain itu, untuk beberapa lokasi yang bagus, mereka kasih rambu tempat yang bagus buat melihat pemandangan.


Berkendara di musim dingin

Selandia Baru punya empat musim. Musim dingin salju turun dan menutupi jalan raya. Salju ini licin sehingga sangat berbahaya bagi para pengendara, jadi harus hati-hati. Untuk itu. di sejumlah tempat yang sering turun salju diberi rambu-rambu khusus.






Selain rambu khusus, umumnya mobil harus dilengkapi dengan rantai ban untuk memudahkan jalan di atas salju dan tidak selip. Prediksi saya, Selandia Baru sudah masuk musim dingin pada pertengahan Juni. Jadi saya sewa rantai ban, yang lumayan juga harganya, yaitu 40 dolar. Tapi selama perjalanan rantai mobil gak sempat dipakai, sebab petugas di jalan ternyata lebih cepat membersihkan salju. hehehehe....

Sepanjang perjalana ke Milford Sound jalanan sudah bersih dari salju, padahal sebelumnya kabarnya salju menutupi jalan. Untuk masuk terowongan yang menuju ke Milford Sound saja kita harus antre. Karena petugas harus membersihkan jalan dan terowongan.



Jalan berkelok-kelok dan berangin

Untuk bagian pulau selatan, Selandia Baru memiliki alam yang bergunung-gunung. Jalan-jalan di daerah ini juga berkelok-kelok. Sebagian jalan bahkan di buat di bibir bukit, sebelah kanan tebing sebelah kiri jurang. Nah, kamu harus konsentrasi penuh dan jangan sampai terjadi kecelakaan.

Namun pengaman yang di pasang terlihat kuat dan kokoh. Namun, tetap saja saya gak rekomendasikan buat jalan malam hari. 

lindis pass
Kami sempat berkendaraan dengan mobil dari Queenstown ke Te Anau jam 7 malam. Sudah gelap dan berkabut. Jarak pandang bahkan kadang kurang dari lima meter. Mobil yang lewat pun hanya sekali-kali saja. Mengerikan deh. 

Patuhi rambu lalu lintas

Nah, ini sangat penting... patuhi rambu-rambu lalu lintas. 



Nah, amankan untuk berkendara di Selandia Baru. Gimana, kamu sudah siap? :)

Happy Travelling

sari :)

liburansari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram