Dari stasiun metro di Tajrish kami turun di stasiun metro dekat Grand Bazaar Tehran, karena lokasi stasiun metro ini dekat dengan Istana Golestan. Istana Golestan hari jumat buka jam 13.00 hingga 17.00. Waktu yang sempit ini harus dimanfaatkan untuk keliling istana yang arsitekturnya sangat cantik. Istana Golestan menjadi tujuan utama wisatawan yang datang ke Iran, terutama di Teheran.
Golestan Palace atau istana Golestan ini letaknya berdekatan dengan kompleks kantor pemerinntahan Iran. Penjagaan di istana ini juga sangat ketat. Yah wajar saja, sebab istana ini adalah salah satu situs bersejarah tertua di Iran yang ada sejak era dinasti Qajar. Istana ini jugua menjadi situs sejarah dunia yang di lindungi PBB.
Hall utama istana Golestan |
Istana Golestan dibangun abad 15 dan sempat di perbaiki pada abad ke 17. Istana ini selain memiliki taman yang indah, juga memiliki beberapa gedung yang saat ini menjadi museum. Diantaranya yang paling banyak dikunjungi adalah main hall atau ruangan utama. Ruangan ini sangat cantik dengan dekorasi campuran antara persia dan barat.
Dinding-dinding luar gedung istana golestan juga dihiasi dengan ukiran dan hiasan khas persia.
Istana Golestan dengan hiasan yang cantik |
tarif masuk ke istana Golestan |
Mengagumi istana ini membuat waktu cepat berlalu. Petugas penjaga istana mendatangi kami, kalau waktu berkunjung sudah habis. Wah.. cepet banget ya sudah jam 5 sore. Tapi langit masih terang dan matahari masih tinggi.
Akhirnya setelah dari istana Golestan, kami putuskan untuk ke salah satu tempat suci dan tempat ziaran di Teheran Shah Abdul Azim. Menurut ulasan Tripadvisor, tempat ini banyak didatangi para peziarah dan memiliki arsitektur persia yang menarik. Namun letaknya cukup jauh, yaitu sebelah selatan kota Teheran.
Shah Abdul Azim |
Shah Abdul Azim |
Hiasan pintu Shah Abdul Azim |
Di luar tempat ini juga ada pasar atau orang Iran menyebutnya Bazaar. Berbagai barang di jual di pasar ini, mulai dari makanan, minuman, pakaian hingga barang kebutuhan sehari-hari.
Bazaar |
Tempat yang dikunjungi selanjutnya adalah monumen bersejarah di Teheran, Azadi Tower. Karena gak tau transportasi umum ke sana, kami putuskan naik taksi. Supir taksi menawarkan 500 ribu riyal untuk menuju ke monumen ini.
Azadi Tower |
Azadi Tower atau Syahyad Tower ini letaknya di azadi square. Perhitungan saya, sekitar satu jam tiba di tempat ini. Ternyata, karena lalu lintasnya yang padat , kami baru sampai menjelang maghrib . Padahal kami ingin motret kota Teheran dari Milad tower.
Azadi Tower dan Milad tower sebenarnya gak terlalu jauh, kalau lalu lintas normal jarak tempuhnya hanya sekitar 10 menit. Kota Teheran sore itu ternyata macet parah dan untuk masuk ke Milad tower harus antre pula. Belum lagi cari parkir. Akhirnya sampai Milad tower sudah maghrib. Suami yang puasa langsung cari tempat untuk buka puasa.
Milad Tower |
Karena musim panas, buka puasa di Teheran jam 9 malam. Kebayangkan puasa dari jam 4 subuh dan buka puasa jam 9. Wuaaah...
Akhirnya motret senja dari Milad Tower gagal, mau naik ke tower paling atas juga gagal, karena antrenya panjang. Sebab kami harus mengejar penerbangan jam 4 subuh ke Istanbul, Turki. Untuk mengobati rasa kecewa, akhirnya kita potret landscape kota Teheran dari bawah. Lumayan juga bisa dapat gedung-gedung tinggi dengan jalannya.
Kalau kamu ke Teheran dan ingin motret kota ini saat senja, perhitungkan waktu dengan cermat ya. Jangan lupa jalan macet dan antre parkir juga harus dihitung. Hehehehe....
Happy Travelling
Sarie :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar