Merasakan Korea Tempo dulu di Jeonju Hanok Village


Korea Selatan memiliki banyak lokasi yang mempertahankan keberadaan rumah tradisionalnya atau disebut hanok. Di Seoul, Hanok Village atau kampung yang penuh dengan rumah tradisional Korea ada beberapa tempat. Salah satunya adalah Bukchon hanok village.

Namun bila kamu ingin merasakan rumah-rumah tradisonal korea atau hanok village yang lebih banyak dan beragam, datanglah ke kota Jeonju. Berjalan-jalan di kota ini serasa kembali ke Korea di masa lampau, terutama di Jeonju hanok village.

Kota Jeonju memiliki banyak tempat bersejarah di era dinasti Joseon. Kota ini juga memiliki hanok village terbesar di Korea, namanya Jeonju hanok village. Jeonju hanok village berbeda dengan Bukchon hanok village di Seoul. Di Jeonju, rumah-rumah tradisional Korea lebih banyak. Menurut keterangan, ada sekitar 800 an rumah tradisional Korea di Jeonju hanok Villa. Dan kalau kamu mau muterin hanok village ini lumayan pegel juga.. hahahaha

Kota Jeonju ini juga jadi salah satu kota paling banyak dikunjungi oleh para travellers, selain Seoul dan Busan.





Rumah-rumah di Jeonju hanok village ini sebagian memang masih digunakan sebagai tempat tinggal. Sebagian digunakan untuk kepentingan komersial, yaitu dibuka untuk umum dan kita bisa masuk ke dalamnya. Sebagian lagi digunakan untuk usaha dan toko-toko. Baik toko penyewaan hanbok atau baju tradisional Korea, maupun toko yang menjual sovenir dan restoran. Atau bila kamu ingin merasakan tinggal di hanok, kamu bisa menyewa. Di Jeonju hanok village ini, banyak hanok yang dijadikan tempat penginapan. Biasanya tarifnya sekitar 5 ratus ribu rupiah permalam, atau bahkan bisa lebih murah.







 Rumah tradisional Korea ini memiliki keunikan dibandingkan dengan rumah tradisional lain. Rumah ini memiliki sistem pemanas yang sangat unik, yaitu berada di bawah lantai. Sistem pemanas ini disebut ondol. Mengapa sistem pemanasnya di bawah lantai? Ini mengacu pada kebiasaan orang Korea yang suka duduk di lantai dan melakukan banyak aktivitas di lantai.


Korea adalah negara 4 musim. Saat musim dingin atau winter yang biasanya berlangsung akhir November hingga akhir Februari, cuaca sangat dingin hingga di bawah nol. Makanya, pemanas ini sangat penting di rumah tradisional Korea, untuk menghangatkan ruangan.


Selain itu, hanok juga memiliki ciri khas pada atapnya, yaitu menjulang ke atas. Biasanya ada hiasan-hiasan dan dicat warna-warni. Rumah tradisional Korea biasanya memiliki 2 ruangan, yaitu Anchae dan Sarangchae. Sebab ruangan untuk perempuan dan laki-laki terpisah. Untuk laki-laki ruangannya disebut Sarangchae, biasnya letaknya di depan. Sementara untuk perempuan ruanganya ada di
belakang, lebih tersembunyi dan sepi.











Umumnya setiap rumah di Korea juga memiliki tempat penyimpanan gentong-gentong tanah liat yang berisi bumbu dapur. Mulai dari kecap asin, pasta kedelai hingga kimchi.



Orang Korea punya tradisi membuat makanan fermentasi dan makanan kering, salah satu contohnya adalah kimchi. Kimchi ini sebagai persiapan musim dingin, saat salju turun dan suhu di bawah nol derajat. Saat musim dingin biasanya sayuran sangat jarang dan kalaupun ada harganya sangat mahal.





Berkeliling di Jeonju hanok village ini kamu bisa menyewa hanbok, atau baju tradisional Korea. Di sapanjang jalan, banyak toko yang menyewakan hanbok. Harganya sekitar 10 ribu won untuk 4 jam. Dengan hanbok ini kamu serasa menjadi orang Korea beneran yang hidup di masa lampu jaman dinasti Joseon. huehehehehehe :p

Saya pakai hanbok? enggak...hehehe, saat ke Jeonju udara sangat dingin karena peralihan dari musim gugur ke musim dingin. Saat itu suhu sekitar 2 derajat celcius. hehehehe. Dinginnya udara membuat saya pingin minum panas terus. Untunglah di sepanjang jalan banyak toko yang menjual minuman panas seperti kopi, teh atau susu.  Harganya beragam, mulai dari 2 ribu won sampai 3 ribu won, tergantung kamu pesen apa.




Selain minuman, banyak juga yang menjual makanan kecil hingga restoran besar. Salah satu makanan yang terkenal di sini adalah bibimbab. Yaitu nasi yang di padu dengan sayur-sayuran dan telur goreng. Bibimbab ini juga menggunakan saus khusus bibimbab. Rasanya enak :), lebih enak dibandingkan yang saya makan di Jakarta.

Salah satu makanan yang populer di Jeonju ini adalah bibimbap, jadi kalau mampir ke kota ini, kamu harus coba ya :). Nih dia fotonya, ngileer kan.. :P. Paling bawah adalah nasi, lalu di atasnya atau topingnya ada wortel, tauge, daun selada, kimchi, jamur, daging, ketimun, dan telur goreng beserta sausnya. Cara makannya semuanya dicampur sampai merata, lalu hap.. makan deh... yummi...


Selain berkeliling melihat rumah tradisional Korea, kamu juga bisa berkunjung ke sejumlah tempat dekat hanok village. Misalnya saja gereja katolik Jeondong. Tempat ibadah ini memiliki arsitektur paling indah di Korea Selatan.


Masih banyak tempat-tempat bersejarah lainnya di Kota Jeonju. Salah satunya adalah kuil Gyeonggijeon. Nah kuil ini akan saya bahas di tulisan selanjutnya.

Happy Travelling

sarie :)



liburansari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram