Pesona Taj Mahal dan Drama Pengemudi Tuk-Tuk


Sama seperti Indonesia yang punya Borobudur, India juga punya Taj Mahal yang terkenal di seluruh dunia. Bahkan beberapa pemimpin, kepala negara dan orang terkenal pernah foto berlatar belakang keindahan makam permaisuri raja, Mumtaz Mahal. Tempat ini juga jadi salah satu destinasi yang masuk wish list saya. Dengan modal riset seadaanya, tanpa ikutan tur dan belum pesan penginapan, kami masuk kota Agra dibantu pengemudi tuk-tuk yang penuh drama.. hehehe

Taj Mahal adalah destinasi utama selain Kashmir. Saya menimbang-nimbang, mau langsung ke New-Delhi lalu mampir Agra atau dari Jaipur lalu ke Agra. Ternyata dengan pertimbangan waktu, saya lewat Jaipur.




Sekitar 6 jam saya naik bus malam dari Jaipur ke Agra, tidur dengan tenang di kursi bus yang bisa disetel. Bangun sekitar jam 3 untuk sahur di bus. Itupun cuma minum, sementara suami sempat makan ayam goreng yang saya bawa dari Jaipur.

Saya menengok dari jendela bus, matahari mulai naik perlahan. Cahaya jingga perlahan luntur dan menyatu dengan warna langit yang terang. Di pinggir jalan di kota Agra semua penumpang turun. kami ikutan turun. Di luar para tukang tuk-tuk sudah menunggu dan merayu para penumpang untuk diantar, termasuk kami. Karena kami belum pesan penginapan dan tidak tau kondisi kota Agra, akhirnya kita naik tuk-tuk. Sepakat biayanya 4 ratus rupee atau sekitar 85 ribu rupiah untuk mencarikan penginapan, mengantar ke Taj Mahal, Agra fort dan balik ke penginapan. Murah sih dan merasa gak di bohongin.

Sama dengan para pengemudi becak di Yogyakarta yang bersedia mengantar keliling pengunjung dengan biaya 5 ribu rupiah, tapi ujungnya kita diantar ke beberapa toko sovenir maupun makanan. Karena bila si penumpang membeli sesuatu, mereka akan dapat tip dari pemilik toko. Begitu pula di Agra ini.

Si pengemudi Tuk-tuk mengantar kami ke beberapa penginapan yang jadi rekanan dia. Jelas sekali prakteknya, yaitu dari harga penginapan yang gak sesuai dengan kondisi penginapan. Bahkan kami diantar ke penginapan yang di depannya banyak sapinya.. dengan lalat berterbangan. Si penjaga penginpan pagi itu baru bangun tidur tanpa memakai kaos. Hadeuuh...

Ada juga penginapan bintang tiga yang ditawarkan, tapi kami harus bayar kelas bintang 4. Wah dah gak beres nih. Akhirnya saya minta dengan tegas ke tukang tuk-tuk untuk membawa kami ke penginapan dekat dengan Taj Mahal. Si bapak bersikeras kalau penginapan dekat Taj Mahal itu mahal-mahal. Tapi kami bilang gak masalah...dan akhirnya kami diantar juga ke hotel yang cocok.

Di hotel ini kami dibolehkan tinggal selama 24 jam, masuk jam 7 pagi kurang dan besoknya cek out di jam yang sama. Waah... enak juga. Bisa istirahat malam ini.

Setelah drop barang di hotel, kami langsung ke Taj Mahal. Memang gak jauh, hanya sekitar 10 menitan dengan tuk-tuk. Kota Agra ini keliahatan lebih bersih dibanding Jaipur. Mungkin karena ada Taj Mahal yang jadi tujuan wisatawan dari seluruh dunia.

Kami janjian dengan pak tuk-tuk untuk keluar Taj Mahal jam 9.30 pagi di tempat yang sama.

Sekitar pukul 7 lewat sedikit kami memasuki kompleks Taj Mahal. Kami harus berjalan sekitar satu kilometer untuk ke loket pembelian karcis. Sejak dari penginapan, saya gak bawa apapun, hanya tas kecil berisi kamera, dompet dan hape. Begitu pesan pengemudi tuk-tuk sebelum membawa kami ke Taj Mahal.

Polisi  berjaga-jaga di sekitar pintu masuk Taj Mahal yang masih kosong pagi itu. Sebagian mengobrol dan sebagian memperhatikan para pengunjung. Kami berusaha gak memperhatikan mereka dan tetap jalan. Sebelum sampai tempat pembelian tiket, kami melewati mesjid di depan Taj Mahal.




Tiket masuk Taj Mahal bagi turis asing dan domestik berbeda. Para turis asing harus bayar lebih mahal. yaitu 1.300 rupee atau sekitar 275 ribu rupiah. Menurutku tiket buat turis mahal banget... hehehe. Dengan tiket ini kita bebas masuk ke mausoleum, atau tempat makam raja Shah dan permaisurinya Mumtaz Mahal.



Hari masih pagi pengunjung juga belum terlalu banyak. Antrian belum terlihat di pintu masuk ke kompleks Taj Mahal. Namun pemeriksaan sangat ketat. Benar juga kata pak pengemudi tuk-tuk, kami gak boleh bawa benda macam-macam ke Taj Mahal, hanya dompet, kamera dan HP yang semuanya masuk ke dalam tas kecil.


Begitu selesai pemerikasaan, kami masih harus berjalan kaki ke bangunan utama Taj Mahal. Di dekat gerbang utama, puluhan orang menawarkan jasa potret dan guide selama di Taj Mahal. Agak setengah memaksan tapi tetap kami abaikan, kami tunjukkan kalau bawa kamera.



 Masuk gerbang utama Taj Mahal, dari kejauhan bangunan makam menyerupai mesjid dengan empat tiangnya terlihat begitu megah. Indah dan tak terkatakan.. memang benar ada ungkapan, gak sah ke India kalau gak mampir ka Taj Mahal.


Satu persatu, foto yang pernah saya lihat di website atau di sosial media saya cocok-kan dengan tempat aslinya. Di mana mereka mengabil foto dan posisi terbaik mendapatkan foto bagus di Taj Mahal. 

Bangunan utama berwarna putih dan megah adalah makam permaisuri Mumtaz Mahal dan Raja Shah Jahan. Makam ini di sebut juga Mausoleum. Kita bisa masuk dan melihat sendiri bentuk makamnya. Bangunan ini memiliki tulisan dalam bahasa arab dan ukiran bunga-bunga. 




Lalu sebelah kanan dan kiri Taj Mahal adalah Mesjid dan Ruangan untuk para tamu. Bila kita dari arah taman dan menuju ke Taj Mahal, sebelah kiri adalah Mesjid dan sebelah Kanan adalah Bangunan yang diperuntukan bagi para tamu. Nah, bila kita ingin ke Mesjid dan masuk Mausoleum wajib melepas sepatu atau membungkus sepatu kita. pembungkusnya sudah disiapkan sebelum masuk.






Bila ingin mengambil foto, saran saya dari arah mesjid. Kamu bisa menemukan sudut pandang yang untuk untuk motret.




Jangan kaget bila di dalam mesjid akan ada yang menawarkan untuk mengambil foto kamu dengan kamera mu atau ponsel. Anak muda india ini, tau angle yang terbaik. Tapi jangan lupa kamu harus kasih dia tip, berapa aja akan diterima.


Dua jam kayaknya gak cukup, tapi karena kami sudah janjian dengan pengemudi tuk-tuk kami harus menyudahi kunjungan ini.

Benar saja, si pengemudi tuk-tuk sudah menunggu di tempat yang sama. Setelah mengantar ke Agra fort dan kembali ke hotel, kami berikan 4 ratus rupee. Ternyata di bapak menolak, dia minta 6 ratus rupee karena telah mengantar ke banyak tempat. Padahal kesepakatan awal adalah 4 ratus rupee total semua perjalanan. Tapi sudahlah, kami gak mau ribut, dan kami berikan 6 ratus rupee seperti permintaannya.

Tiga hari di India, saya sudah hampir hafal kebiasaan penduduknya. India, ada Taj Mahal yang memesona dan pengemudi tuk-tuk yang penuh drama hehehe. Jangan lupa tunggu drama berikutnya di India. :P

Happy Travelling

Sari :)


liburansari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram