Di Raja Ampat, Snorkeling di temani Hiu :)

hiu di Yembuba, raja ampat


Baru kali ini snorkeling di temani Hiu. Hiu ini dengan santai melintasi di depan saya yang sedang asyik mengambil foto bawah laut. kami, saya dan hiu sama-sama kaget. Saya langsung ingat petuah suami, kalau ketemu hewan aneh atau besar jangan panik. Akhirnya saya berusaha menenangkan diri dan diam dalam air sambil melihat hiu ini melintas di depan saya.

sambil menahan nafas, saya angkat kamera untuk mengabadikan gambarnya. Meski sudah agak jauh, tapi lumayanlah masih keliatan hiunya.

Banyak yang tanya, memang gak takut di serang hiu? Hiu kan makan manusia seperti yang ada di film-film? Nah loh......


Sebenarnya gak semua hiu berbahaya. Menurut penelitian tahun 2006, hiu menyerang manusia jika merasa terancam atau terprovokasi. Hanya 16 persen hiu yang menyerang manusia tanpa adanya ancaman atau provokasi.

Dari 360 speseus ikan hiu, hanya ada beberapa hiu yang berbahaya bagi manusia. Beberapa contohnya adalah hiu putih, bull shark, tiger shark, dan oceanic whitetip. Ukuran hiu ini besar, sehingga mampu membunuh manusia.

Umumnya hiu berenang dengan kecepatan rata-rata 8 km/jam. Namun saat sedang berburu mangsanya, kecepatan hiu bisa meningkat hingga 19 km/jam. Beberapa jenis hiu bahkan bisa berenang dengan kecepatan 50 km/jam. Wah... kecepatan rata-rata mobil saja gak sampai 50 km/jam...

Untuk beristirahat, hiu biasanya berdiam diri di dasar lautan sambil tetap aktif memompa air dengan insang mereka. Insang hiu ini unik, karena mempermudah hiu bernafas di dasar air tanpa menghirup pasir.

Spesiun endemik hiu di raja ampat adalah wobbegong atau hiu karpet dan hiu kalabia atau sering disebut walking shark dan bamboo shark. Wobbegong atau hiu disebut hiu karpet ini memang seperti karpet. Bentuknya agak pipih dan berwarna seperti karang. Mulutnya berumbai-rumbai. Hiu ini suka menyamar dengan menempel di karang atau di dasar laut. Oleh karena itu, hati hati bila diving atau snorkeling, khawatir terinjak atau terganggu. Wah berabe kan? hehehe. Hiu karpet ini adalah pemakan udang dan kepiting.

Sejak awal datang ke Raja Ampat, saya semangat untuk bertemu Webbegong ini. Menurut pemilik homestay, biasanya wobbegong suka berdiam di bawah restoran di dalam pasir. Tapi bila beruntung, dengan snorkeling di depan homestay, bisa bertemu wobbegong.

Namun suami saya baru bertemu hiu karpet ini saat diving di yembuba poin.

wobbegong di dasar pasir


Namun sayangnya, masih banyak penduduk yang menangkap hiu untuk di ambil siripnya. Konon, sirip hiu ini akan digunakan untuk obat. Biasanya akan di ekspor ke Cina. Hal inilah yang membuat oknum oknum tak bertanggung jawab menangkapi hiu-hiu :(

Namun sekarang penangkapan hiu di Raja Ampat sudah dilarang. Dalam peraturan daerah kabupaten Raja Ampat nomer 9 tahun 2012 ada larangan menangkap ikan hiu, pari manta dan jenis ikan tertentu di perairan Raja Ampat. Khususnya adalah hiu yang dilindungi, seperti whale sharks atau hiu paus, bintang hiu gurano, thresher shark, macherel shark dll. Pelaku yang kedapatan menangkap hiu-hiu atau hewan yang dilindungi di kawasan Raja Ampat terkena denda mulai dari 300 juta rupiah hingga miliaran rupiah.


hiu sang predator


Saat ini Raja Ampat bersama dengan Palau, Kepulauan Maldives, Bahama, Honduras, Kepulauan Marshall dan Tokelau menjadi kawasan yang berkomitmen untuk tidak memburu atau menangkap ikan hiu.

Maka Tak heran populasi ikan hiu dan ikan manta di kepulauan Raja Ampat sangat banyak dan mereka sering muncul. Bahkan, hiu-hiu ini tidak takut muncul hingga ke pantai dan hilir mudik di depan penginapan yang saya tinggali di Kordiris homestay.

Apalagi ketika malam hingga pagi turun hujan, air laut pasang. Maka di pagi hari, kami yang sedang sarapan terkagum-kagum campur senang melihat 3 ekor hiu hilir mudik di pantai hingga ke bawah ruangan makan yang dibangun di atas air.

Namun, disayangkan masih ada nelayan nekad menangkap hiu untuk diambil siripnya :(... semoga mereka segera sadar. Bila satu rantai berkurang atau punah akan mengganggu ekosistem.

SAVE SHARK 



sarie :)










liburansari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram